Banda Aceh – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk (PKMBP) dari Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Program PPM 2023 USK, telah melaksanakan kegiatan “Pengembangan Budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata) Dengan Teknologi Apartemen Melalui Recirculating Aquaculture System (RAS) Di Desa Cot Lamkuweueh, Kota Banda Aceh pada hari Selasa (18/07/2023)”.
Tim PKMBP USK ini beranggotakan Said Ali Akbar, S.Pd., M.Si, Dedi Fazriansyah Putra, S.St.Pi., M.Sc, dan Ichsan, S.ST.PI., M.P. Kegiatan yang dilaksanakan Tim Dosen dari Prodi Budidaya Perairan ini adalah penerapan teknologi dan transfer ilmu pengetahuan kepada masyarakat mitra dalam pengembangan sistem budidaya kepiting bakau dengan teknologi apartemen berbasis RAS. Selaku ketua pengabdian, Said Ali Akbar dalam pembukaan acara menyampaikan, inovasi budidaya kepiting bakau sistem vertikal ini termasuk kedalam model budidaya modern. Sehingga inovasi ini diharapkan dapat menjadi sistem baru yang tidak hanya dapat digunakan pada petani kepiting, namun juga ibu-ibu dirumah dapat menggunakan lahan terbatas didalam maupun diluar rumahnya untuk menerapkan sistem vertikal dalam budidaya kepiting bakau.
Dalam sambutannya, Wakil Dekan I FKP, Dr. Muhammadar, S.T., M.P. menyampaikan, kegiatan budidaya kepiting bakau dengan teknik budidaya horizontal telah dilakukan sejak lama di tambak Desa Cot Lamkuweueh dan saat ini dapat dilakukan pengembangan teknik budidaya dengan sistem vertikal. Selain itu, Geuchik Desa Cot Lamkuweuh, Afrizal, S.Sos. menyambut positif kegiatan ini. “Dengan adanya pengembangan teknologi dan ilmu dari akademisi dalam kegiatan budidaya kepiting bakau, agar dapat menjadi manfaat bagi masyarakat pembudidaya serta sangat diharapkan dapat dilakukan pengembangan teknik pengolahan hasil perikanan (seperti pengolahan krupuk udang/ikan) bagi ibu-ibu rumah tangga di Desa Cot Lamkuweueh,” tambahnya.
Sebagai pakar Bioflok Ikan Nila dan Lele, Dedi Fazriansyah Putra dalam sesi diskusi menyampaikan bahwa beberapa hal yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya kepiting yaitu pakan, kualitas air, pengaruh cuaca (musim panas/ penghujan). Inti dari metode RAS ini adalah sistem filtrasi air, dimana yang paling penting diperhatikan adalah sirkulasi airnya, jangan sampai air kotor yang berputar pada sistem sirkulasi ini,” ungkapnya. Kemudian Ichsan, salah satu anggota pengabdian dan Pakar dalam budidaya kerang membahas tentang, teknologi produksi kepiting (pembenihan, pembesaran, soka) hingga pemasaran, kendala dan peluang pengembangan kepiting soka di Aceh, serta beberapa bentuk/tampilan perkembangan sistem budidaya kepiting di beberapa daerah di Indonesia maupun di luar negeri.
Sistem apartemen adalah model budidaya yang menggunakan kontainer plastik sebagai tempat kepiting yang tersusun secara vertikal dengan bentuk sepeti rak penyimpanan. Sistem tersebut bisa menjadi solusi terkait permasalahan mitra dalam budidaya dengan teknik sebelumnya. Adapun keuntungan budidaya dengan sistem apartemen yaitu hemat area tambak dan aplikasi dilahan darat, menghindari perubahan alam / banjir / hujan, tumbuh maksimal dimasing-masing kotak / rak, mencegah saling kanibal / membunuh, menyediakan air dengan berkualitas baik, melindungi dari musuh alami / predator, terhindar dari polusi, mencegah dari penyakit, insangnya bersih, dan tidak berlumut, dan kepiting padat daging dan berkualitas,”tambah Ichsan.
Program kegiatan yang akan dilaksanakan ini bertujuan mengakselerasi pemahaman dan penerapan iptek masyarakat mitra terkait pengembangan budidaya kepiting berupa peningkatan pemahaman dan kemampuan tentang budidaya yang terkini dan lebih ramah lingkungan, sehingga masyarakat mitra dapat menjadi role model untuk pengembangan.
Antusiasme warga sekitar dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim PKMBP USK juga menjadi tolak ukur keberhasilan. Hasil kuisioner juga menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat besar dan harapannya agar ada kegiatan lanjutan seperti adanya sosialisasi untuk meningkatkan nilai jual kepiting bakau atau menyelesaikan permasalahan-permasalahan budidaya kepiting yang masih ada.
No responses yet